Minggu, 20 Januari 2013

Neraka dan Kenangan



    Terlalu terbiasa dengan kesendirian ini, kesepian dan monoton. Baiklah saatnya berangkat ke neraka. Aku datang sangat terlambat, dan itu sengaja aku perlambat memang. Daripada aku tidak hadir di kelas, lebih baik aku datang terlambat selambat-lambatnya. Mungkin kali ini guru piket yang berjaga di gerbang kelas sudah bosan atas keterlambatanku.
    “Lia, besok yang siang ya datangnya!” sindiran pak Tito sambil memberikan kertas ijin masuk.
    “iya pak, saya besok datang jam 12..” sambil berlari menuju koridor kelas yang sepi.
    Setelah memasuki kelas aku mengatur nafas yang tersengal-sengal, kemudian duduk di samping sahabatku.
    “Li, kamu ngesot ya ke sekolah? Habis ini itu udah mau selesai pelajarannya”bisik Nuna
    “Dari pada nggak masuk kan? Loh, emang knp kok cepet banget pelajarannya selesai?” sambil mengeluarkan buku
    “Kan hari ini ada pertandingan futsal, kamu sih dateng telat mulu eh pulangnya duluan!” gerutu Nuna
    “Oh gitu?” jawabku singkat
    Seperti itulah kegiatan sekolah yang semakin FREAK menuju ujian nasional. Semakin lama aku semakin muak, gimana aku gak muak pelajaran yang murid dapet hanya segitu aja, tapi kegiatan sekolah yang nggak perlu juga semakin banyak (padahal datengnya juga telat). Ini hasilnya aku baru saja masuk kemudian keluar kembali. Demi kecintaanku untuk sekolah, mungkin sebentar saja aku bisa menikmati futsal di lapangan bawah.
    Popcorn, minuman dan temat duduk sudah aku dapatkan, ya tentu bersama sahabatku dan pacarnya. Kasian sekali aku ini hanya sebagai pernak-pernik mereka. Sudahlah aku mengerti atas kesendirian ini tanpa pasangan.
    Dan ...
    Wow, aku terpana kepada seorang lelaki tinggi, dan memiliki wajah sangat manis menurutku. Hingga aku berhenti makan popcorn sangking takjubnya melihat dia. Sebut saja Pangeran Kodok, supaya aku tidak menyebutnya dengan kata “DIA”. Pertandingan pertama lelaki itu melawan kelasku. Aku lebih mendukungnya daripada kelasku (terkagum-kagum). Ehm, tidak mungkin, baiklah aku dukung kelasku 40% dan kodok 60%. Well, selama pertandingan mataku tak pernah lepas melihatnya.
    Dia berlari pelan, popcorn ku masuk kedalam mulutku juga pelan, dia berlari cepat, popcornku juga masuk lebih cepat dari biasanya orang memakan popcorn, bertambah cepat, cepat, cepat dan !! yaaaa! Kartu merah . Wasit aku bayar 25rb deeh ... ehm, oke harus sportif.
    Dia keluar lapangan, tapi sangat manis dimataku. Behari-hari banyak perubahan dariku, hingga para pihak piket pun juga heran, aku mulai berangkat pagi dan pulang lebih cepat menuju parkiran motor. Aku berangkat lebih pagi untuk mengetahui lelaki itu lebih jauh, pulang lebih cepat juga menunggunya pulang menuju parkiran motor. Setelah lama seperti itu memang membuahkan hasil hasil AMAZING yang aku dapat. Ternyata dia sudah memiliki pacar, udah direlain bangun pagi malah udah ada yang punya. Mulai besok aku bangun siang lagi deh, nggak ada semangatnya sama sekali.
    Hingga aku lulus dari neraka jahanam yang sangat aku rindukan kembali kesana mengenang kenangan yang pernah aku rasakan. Sudahlah lia, buanglah kaca sepion itu untuk melihat kebelakang. 2bulan, 3bulan akhirnya aku masuk ke salah satu universitas di Jakarta. Sejak itu aku sudah tak pernah tau bagaimana kabar sang Pangeran Kodok. Kangen sih sama wajahnya si Kodok tapi mungkin sudah mulai lebih bahagia dengan pasangannya, terlihat seperti itu di facebookku (meratap menangis).
    Dulu saat di neraka aku berpikir mungkin si Kodok yang akan membuka hatiku, hatiku pada tahun itu. Ternyata bukan, tuhan berkata lain. Baiklah aku akan mencari yang lain. Berjalannya waktu kuliah yang sangat memuakkan tetapi aku suka, karena mengingatkan aku saat berada di neraka dulu.
    Gelar sebagai seorang pernak-pernik dalam kehidupan percintaan seorang teman dengan teman yang lain sangat melesat naik memuncak (cukup). Ya aku cukup kenyang melihat cinta teman-temanku, tapi aku turut bahagia untuknya, dan berduka cita untukku itu saja. Lambat laun ada saat aku mendapatkan momen berkenalan dengan si Kodok, meskipun itu melewati Jejaring sosial tapi aku merasa senang. Dan tak seperti yang ada di pikiranku, dia sedikit kasar, ugal-ugalan dan terlalu frontal sih dalam menyakiti hati. Namanya lidah tak bertulang, ya seperti itulah.
    Berlanjut pada SMS, hanya biasa saja. Seperti teman biasa meskipun dia sudah putus dengan pacarnya, tapi cepat sekali untuk mendapatkan yang lain. Apa aku harus bilang “EH KODOOK PILIH AKU DOONG (ngacungkan tangan)”. Semacam aku menjadi Freak sesaat. Berkali-kali aku menahan diri untuk tidak kembali sakiti hati. Ya tapi aku menerjang semua itu. Dan benar, aku benar-benar sakit hati saat ini. Apa yang dia bilang, apa yg dia utarakan sudah membuat aku percaya bahwa dia memang mencintaiku. Tapi saat dia berkata akan menemuiku, itu semua adalah bohong. Dia malah menemui perempuan lain.
    Tangisku selalu mengalir. Kembali menjadi sosok wanita yang gagal move on untuk kedua kalinya. Sudah tak mempunyai semangat hidup, kembali lagi tersakiti. Memang sudah sangat sulit menetapkan cinta itu akan berhenti. Lama, seminggu, duaminggu, tigaminggu aku dan kamu sudah kembali seperti biasa menjalani. Sebenarnya aku sudah tak mau lagi melanjutkan kisah ini, tapi mencoba untuk memaafkanmu atas sesalmu aku memberi kesempatan kedua untuk membuktikan cintamu padaku. Tak perlu yang lebih lagi ....

To be continued ...
@aisyaahandayani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar