Kamis, 27 Desember 2012

HALTErindah


Air ini sangat membuatku jengkel. Menghalangi jalanku saat bel pulang sekolah. Terpaksa harus berteduh dihalte kotor ini. Sesaat merasa aku risih ditempat itu,aku melihat sesosok lelaki tampan dan gagah duduk disampingku dengan keadaan basah kuyub dan nafas tersengal-sengal mencoba menenangkan nafas itu. Ada dorongan dalam hati
icha,kasih saputangan ini buat dia. Aku mencoba memberanikan diri memberi saputangan ini kepadanya. Cowok ganteng itu tersenyum dan menerimanya. Setelah lama terdiam sesaat,aku mencoba memulai pembicaraan dengan berkenalan. Yang aku ketahui saat ini cowok itu bernama Akbar. Dan bersekolah sama denganku,hanya saja dia anak baru.
Well.. seneng banget rasanya bisa berkenalan dengannya,bisa juga di bilang jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku nggak pernah menyangka bisa berkenalan dengan cowok idamanku,dia masuk kreteria cowok yang banyak di sukai semua perempuan. Ternyata hujan yang menahan dia disini untukku,dan aku sangat bersyukur.
Dan hari demi hari aku semakin dekat dengannya,banyak kejadian lucu yang aku alami dengannya. Mulai dari ngejahilin guru,isengin cewek-cewek yang ganjen. Bagiku ini hal terindah pertamakali yang aku lakukan bersama cinta pada pandangan pertama. Kemanapun kita selalu sama-sama.
Hingga suatu sore kita jalan-jalan bersama,ketaman yang sangat indah. Taman dimana kita berdua bercanda dan bercerita. Dan suatu kebetulan pada saat itu hujan mulai rintik turun,aku dan Akbar berteduh ditempat yang hampir mirip stand makan. Tempatnya berantakan,tapi paling tidak bisa di gunakan untuk berteduh sejenak. Disana aku melihat suatu kotak mainan anak-anak. Aku menghampiri kotak itu di susul oleh Akbar,ini kotak musik. Masih berfungsi musiknya,cuma sedikit kotor dan usang. akbar mengagetkanku dengan seruan mendadak saat aku sedang memperhatikan kotak itu aha! Bagaimana kalau kotak ini kita paki sebagai alat kejujuran?.
Dalam hati aku berpikir boleh juga,dengan ini aku bisa tahu Akbar memiliki rasa apa tidak kepadaku. Dengan singkat aku menjawab oke.
Sekian hari berlalu selalu waktu luang yang ada kita gunakan bermain KOTAK KEJUJURAN. Ingin tertawa rasanya kalau nanti aku bartanya yang aneh-aneh kepada Akbar.
Dan mungkin aku harus banyak menyiapkan daftar apa saja yang harus dia ungkapkan dengan jujur didepanku tentunya. Ada kisah isengnya si Akbar bertanya apa kamu pernah ngompol minggu ini?. Ohh.. god !! apa aku harus menjawabnya dengan jujur. Dan mengapa dia tanyakan ini kepadaku,mengapa dia mengetahui kalau aku tadi malam bermimpi buruk dan mungkin sedikit ngompol.. yaa,mau tidak mau aku harus berkata jujur iya,bar ! tapi kok kamu tahu kalau aku ngompol hari ini? dengan santainya akbar menjawab dengan berbisik iya,pasti kamu hari ini lupa mandi dan bau ini adalah bau khas dari dirimu kata akbar sambil terkekeh. Aku berpikir,dan mencerna semua perkataan Akbar dan .. ohh my godd!! Aku lupa mandi karena kesiangan,dengan spontan aku berlali menuju toilet langsung mengeluarkan parfum dan menyemprotkannya ke seluruh badan. Semoga Akbar tidak menyebarkan kepada teman-temannya.
Ternyata akbar bisa di percaya,dia menjaga rahasia kejujuranku. Hampir saja aku merasa akan copot semua jantungku dari tempatnya. Dan aku merasa tenang saat ini,walau masih malu melihat Akbar yang cekikikan. Dan hari ini aku menghindar darinya dikarenakan aku malu belum mandi,ingin menangis rasanya tapi aku memaklumi itu.
Hari selanjutnya berjalan seperti biasa,tampaknya akbar tahu bahwa aku sedikit marah kepadanya,dan dia mencoba menghiburku dengan lelucon yang dia buat,aku tak habis pikir bisa saja akbar membuat aku tertawa saat aku sedang marah kepadanya. Mungkin dia tidak suka kalau aku cemberut didepannya. Akhirnya aku sedikit berfikir apakah Akbar juga mencintaiku? Aku tak bisa mengetahui kalau aku tidak menanyakan dan mengungkapkan isi hatiku sebenarnya. Tentang apa yang aku rasa dan tentang semua cintaku pada waktu itu.
Senja mewarnai lagit diluar kaca rumahku,menanti Akbar datang dan saat itu juga aku bisa lega mengatakan semua yang telah lama ku pendam. Ketika bel rumah berbunyi,aku segera berlari menuju pintu dan segera menyambut Akbar yang tampak rapi hari ini. Ya menurutku ini tidak seperti hari biasanya dia bermain kerumahku. Dengan kemeja putih,dan celana jins pensil rapi,kelihatan sedikit ganteng. Tapi aku melihatnya sempat kaget,dan aku suka Akbar yang hari ini.
Akbar langsung menggandeng tanganku menuju ruang tengah. Dia duduk disampingku menggenggam tanganku dan matanya menatapku dengan penuh rasa sejuta pertanyaan ada dalam pikiranku dan siap aku lanturkan dengan sebuah tertawaan yang terpingkal-pingkal melihat Akbar detik ini. Sebelum aku mengeluarkan kata-kataku,Akbar meletakkan jari telunjuknya di depan bibirku mengisyaratkan bahwa aku harus diam. Akbar membuka kotak kejujuran dan berkata cha,kamu tahu apa yang aku akan lakukan dan aku katakan saat ini? aku hanya menggelengkan kepala,bahkan aku berharap hari ini Akbar menyatakan perasaan kepadaku. Akbar menjawab aku suka sama cewek cha,aku mau ketemu sama seorang cewek hari ini,aku gugup cha.
Aku hanya tertegun diam,tak percaya. Ternyata smua bukan aku. Pupus semua harapanku,sakit ini tak bisa aku luapkan. Aku tak bisa berkata lagi,aku kecewa mendengar semua,aku kira ini semua hanya untukku,hanya buat aku. Ternyata salah. Aku meminta Akbar cepat menemuinya dan segera pergi,Akbar sempat kecewa karena aku terlihat lesu dan tidak mengharapkan kehadirannya disini. Aku hanya bilang kalau aku sedang tidak enak badan saat Akbar menanyakan mengapa aku berubah.
Hari selanjutnya aku melewati hari tidak bersama Akbar,bukan karena dia memiliki pacar,karena aku sudah patah hati dengannya. Mungkin hari ini adalah awal lagi sebelum hujan itu,dan aku menyesal hari itu hujan dan bertemu Akbar,mungkin ini adalah cinta dalam hati,sedalam-dalamnya hati ini terluka karenanya. Setiap hari hanya lagu sedih yang aku dengar,selalu menangis sendiri,selalu sedih,entah mengapa rasa sakit ini sangat mendalam.
Selesai aku membeli makanan dan minuman dari kantin,aku duduk dalam kelas akan membaca buku pelajaran,begitu aku membuka tas,ada benda terbungkus kertas kado bermotif kura-kura. Melihat gambar itu aku teringat Akbar,karena kami berdua sama-sama menyukai kura-kura. Ah.. bagiku itu adalah masalalu,dan lupakanlah. Aku membuka perlahan,aku lihat isinya. Waww.. switer bergambar kura-kura. Aku tertawa senang,tapi siapa yang memberikan aku hadiah seperti ini?
Aku baca surat yang ada dibawah switer itu, hanya ada kata KEJUJURAN. Apa maksud hal ini. Apakah mungkin salah orang. Biarlah,batinku. Kalaupun orang yang memberiku ini jelas aku akan berterimakasih.
Lamban-laun sudah 1bulan aku tak pernah lagi bersama Akbar,mungkin dia sudah bahagia dengan wanita yang dia temui saat itu. Tapi aku perhatikan dia terlihat lesu,bukan saat ini saja. Kalau tidak salah sejak dia tak pernah bersamaku,atau dia sedang ada masalah dengan pacarny,aku tidak pernah mengetahui itu. Bel berbunyi tanda jam pulang sudah tiba,aku cepat-cepat membereskan semua buku dan segera aku masukkan kedalam tas,karena diluar jendela sudah terlihat mendung gelap tanda akan ada hujan lebat sore ini,dan aku ingin sampai rumah sebelum hujan turun. Begitu digerbang sekolah hujan sudah rintik turun membasahi rambutku,aku segera mengenakan switer kesukaanku dan berlari menuju halte agar cepat mendapat busway. Busway pertama terlewati karena penuh,kedua dan ketiga,hingga keempat. Aku jengkel mengapa saat ini aku sedang sial tidak mendapat busway!
Seragam yang basah kuyub,dan badan yang menggigil. Oh.. tidak ada Akbar,apakah aku harus mengenang semua kejadian dihalte ini,ingin aku berlari menjauh,tapi ini hujan lebat. Tak mungkin aku seperti itu. Berpikir cha!!
Terlambat!! Akbar mendekati aku,aku harus bagaimana?
hai cha? Gimana kabar kamu? Kenapa kamu jauhin aku? Ada apa dengan kamu yang sekarang? aku menjawab aku baik-baik saja,bagaimana kamu dengan pacarmu? Aku berusaha menjawab sesingkat mungkin.
Tangan Akbar yang dingin menjamah tanganku memandangku cha,sebenarnya cewek yang aku cinta itu kamu,cewek yang aku temui itu membantuku memilih hadiah apa yang cocok untuk kamu,saat aku menyatakan perasaanku untukmu cha. Dia memilih switer yang kamu kenakan ini. Wanita yang aku cintai pada pandangan pertama adalah kamu cha.
Berlinang air mataku,mendengar semua itu. Aku terharu dengan semua ini,ternyata semua hanya untuk aku. Bukan orang lain. Aku memeluk Akbar aku menangis didalam pelukan Akbar dan hujan kali ini membuat aku bahagia. Tak pernah aku menyesali pertemuan pertama itu.
Aisya Handayani
@aisyaahandayani