Terlalu
terbiasa dengan kesendirian ini, kesepian dan monoton. Baiklah saatnya
berangkat ke neraka. Aku datang sangat terlambat, dan itu sengaja aku perlambat
memang. Daripada aku tidak hadir di kelas, lebih baik aku datang terlambat
selambat-lambatnya. Mungkin kali ini guru piket yang berjaga di gerbang kelas
sudah bosan atas keterlambatanku.
“Lia, besok
yang siang ya datangnya!” sindiran pak Tito sambil memberikan kertas ijin
masuk.
“iya pak, saya
besok datang jam 12..” sambil berlari menuju koridor kelas yang sepi.
Setelah
memasuki kelas aku mengatur nafas yang tersengal-sengal, kemudian duduk di
samping sahabatku.
“Li, kamu
ngesot ya ke sekolah? Habis ini itu udah mau selesai pelajarannya”bisik Nuna
“Dari pada
nggak masuk kan? Loh, emang knp kok cepet banget pelajarannya selesai?” sambil
mengeluarkan buku
“Kan hari ini
ada pertandingan futsal, kamu sih dateng telat mulu eh pulangnya duluan!”
gerutu Nuna
“Oh gitu?”
jawabku singkat
Seperti itulah
kegiatan sekolah yang semakin FREAK menuju ujian nasional. Semakin lama aku
semakin muak, gimana aku gak muak pelajaran yang murid dapet hanya segitu aja,
tapi kegiatan sekolah yang nggak perlu juga semakin banyak (padahal datengnya
juga telat). Ini hasilnya aku baru saja masuk kemudian keluar kembali. Demi
kecintaanku untuk sekolah, mungkin sebentar saja aku bisa menikmati futsal di
lapangan bawah.
Popcorn,
minuman dan temat duduk sudah aku dapatkan, ya tentu bersama sahabatku dan
pacarnya. Kasian sekali aku ini hanya sebagai pernak-pernik mereka. Sudahlah
aku mengerti atas kesendirian ini tanpa pasangan.
Dan ...
Wow, aku
terpana kepada seorang lelaki tinggi, dan memiliki wajah sangat manis
menurutku. Hingga aku berhenti makan popcorn sangking takjubnya melihat dia.
Sebut saja Pangeran Kodok, supaya aku tidak menyebutnya dengan kata “DIA”.
Pertandingan pertama lelaki itu melawan kelasku. Aku lebih mendukungnya
daripada kelasku (terkagum-kagum). Ehm, tidak mungkin, baiklah aku dukung
kelasku 40% dan kodok 60%. Well, selama pertandingan mataku tak pernah lepas
melihatnya.
Dia berlari
pelan, popcorn ku masuk kedalam mulutku juga pelan, dia berlari cepat,
popcornku juga masuk lebih cepat dari biasanya orang memakan popcorn, bertambah
cepat, cepat, cepat dan !! yaaaa! Kartu merah . Wasit aku bayar 25rb deeh ...
ehm, oke harus sportif.
Dia keluar
lapangan, tapi sangat manis dimataku. Behari-hari banyak perubahan dariku,
hingga para pihak piket pun juga heran, aku mulai berangkat pagi dan pulang
lebih cepat menuju parkiran motor. Aku berangkat lebih pagi untuk mengetahui
lelaki itu lebih jauh, pulang lebih cepat juga menunggunya pulang menuju
parkiran motor. Setelah lama seperti itu memang membuahkan hasil hasil AMAZING
yang aku dapat. Ternyata dia sudah memiliki pacar, udah direlain bangun pagi
malah udah ada yang punya. Mulai besok aku bangun siang lagi deh, nggak ada
semangatnya sama sekali.
Hingga aku
lulus dari neraka jahanam yang sangat aku rindukan kembali kesana mengenang
kenangan yang pernah aku rasakan. Sudahlah lia, buanglah kaca sepion itu untuk
melihat kebelakang. 2bulan, 3bulan akhirnya aku masuk ke salah satu universitas
di Jakarta. Sejak itu aku sudah tak pernah tau bagaimana kabar sang Pangeran
Kodok. Kangen sih sama wajahnya si Kodok tapi mungkin sudah mulai lebih bahagia
dengan pasangannya, terlihat seperti itu di facebookku (meratap menangis).
Dulu saat di
neraka aku berpikir mungkin si Kodok yang akan membuka hatiku, hatiku pada
tahun itu. Ternyata bukan, tuhan berkata lain. Baiklah aku akan mencari yang
lain. Berjalannya waktu kuliah yang sangat memuakkan tetapi aku suka, karena
mengingatkan aku saat berada di neraka dulu.
Gelar sebagai
seorang pernak-pernik dalam kehidupan percintaan seorang teman dengan teman
yang lain sangat melesat naik memuncak (cukup). Ya aku cukup kenyang melihat
cinta teman-temanku, tapi aku turut bahagia untuknya, dan berduka cita untukku
itu saja. Lambat laun ada saat aku mendapatkan momen berkenalan dengan si
Kodok, meskipun itu melewati Jejaring sosial tapi aku merasa senang. Dan tak
seperti yang ada di pikiranku, dia sedikit kasar, ugal-ugalan dan terlalu
frontal sih dalam menyakiti hati. Namanya lidah tak bertulang, ya seperti
itulah.
Berlanjut pada
SMS, hanya biasa saja. Seperti teman biasa meskipun dia sudah putus dengan
pacarnya, tapi cepat sekali untuk mendapatkan yang lain. Apa aku harus bilang “EH
KODOOK PILIH AKU DOONG (ngacungkan tangan)”. Semacam aku menjadi Freak sesaat. Berkali-kali
aku menahan diri untuk tidak kembali sakiti hati. Ya tapi aku menerjang semua
itu. Dan benar, aku benar-benar sakit hati saat ini. Apa yang dia bilang, apa
yg dia utarakan sudah membuat aku percaya bahwa dia memang mencintaiku. Tapi saat
dia berkata akan menemuiku, itu semua adalah bohong. Dia malah menemui
perempuan lain.
Tangisku selalu mengalir. Kembali menjadi sosok wanita yang gagal move on untuk
kedua kalinya. Sudah tak mempunyai semangat hidup, kembali lagi tersakiti. Memang
sudah sangat sulit menetapkan cinta itu akan berhenti. Lama, seminggu,
duaminggu, tigaminggu aku dan kamu sudah kembali seperti biasa menjalani. Sebenarnya
aku sudah tak mau lagi melanjutkan kisah ini, tapi mencoba untuk memaafkanmu
atas sesalmu aku memberi kesempatan kedua untuk membuktikan cintamu padaku. Tak
perlu yang lebih lagi ....
To be continued ...
@aisyaahandayani